Paroki St Damian-Batam
Paroki Santo Damian Batam yang sekarang, pada awalnya bernama Paroki Beato Damian, terletak di Kompleks Green Town, Jl. Yos Sudarso, Bengkong Laut, Bengkong, Kota Batam, Kepulauan Riau mengambill nama pelindung Santo Damian de Veuster yang saat itu masih beato. Paroki Santo Damian diresmikan oleh Bapak Uskup Pangkalpinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak SVD pada tanggal 11 Juni 1995. Wilayahnya meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bengkong, Kecamatan Nongsa dan Kecamatan Batam Center, dan juga satu pulau yaitu Pulau Todak. Paroki Santo Damian berbatasan dengan Paroki Santo Petrus Lubukbaja. Pembatasan kedua paroki ini sangat menarik, karena hanya dibatasi dengan jalan besar, Jalan Yos Sudarso (Sebelah kiri jalan dari Batu Ampar atau sebelah kanan dari Punggur), Kompleks Green Town, Jl. Yos Sudarso, Bengkong Laut, Bengkong, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Pada 11 Oktober 2009, Beato Damian digelari Santo oleh Paus Benedictus XVI, sehingga nama Paroki Beato Damian menjadi Paroki Santo Damian. Paroki Santo Damian sampai saat ini terdiri dari satu stasi dan 26 wilayah. Dari 26 kelompok tersebut terdapat sekitar 108 KBG (Komunitas Basis Gerejani). Jumlah umat sampai akhir tahun 2016 sekitar 8.700 jiwa.
Sebetulnya apa yang kita liat sekarang ini jauh berbeda dengan keaadaan pada saat paroki awal dibangun. Kita membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan paroki, karena Bengkong bukan wilayah yang menjadi lokasi tempat tinggal warga, tetapi lambat laun karena banyak warga terkena penggusuran maka banyak warga yang memilih bermukin di Bengkong. Inilah yang menjadi cikal bakal umat katolik di paroki ini.
Umat paroki ini hidup meniru cara hidup jemaat perdana (Bdk Kis 2,41-47). Mereka membangun kelompok doa dan berdoa di dalam kelompok. Kelompok doa tersebut menjadi bagian dari stasi Santo Petrus Lubuk Baja yang pada waktu berinduk ke Paroki Santa Maria Tak Bernoda Tanjung Pinang. Akan tetapi karena letak Stasi Santo Petrus cukup jauh dari Bengkong, dan di Bengkong ada lembaga pendidikan Katolik TK-SD Sinar Timur, maka sekolah tersebut dipakai menjadi tempat ibadah sementara sambil menantikan bangunan gereja.
Tuhan memiliki rencana indah. Kelompok doa tersebut makin lama makin bertambah besar dan umat mengusulkan untuk membangun stasi, usulan tersebut didukung oleh Uskup Pangkal Pinang, Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD. Akhirnya terbentuklah Stasi Bengkong pada tanggal 2 Oktober 1994. Stasi itu terdiri 6 kelompok yaitu Santo Fransiskus, Santo Yoseph, Santo Clara, Santo Ursula, Santo Cecilia dan Santo Bonaventura, umat pada saat itu berjumlah 1140 jiwa dalam 300 KK.
Kita menyadari bahwa kebanykan umat di Stasi Bengkong berasal dari ekonomi menengah kebawah, tetapi hal itu tidak menjadi halangan untuk membangun sebuah paroki. Dengan kegigihan, kesederhanaan dan kesatuan umat maka terbentuk juga Paroki Beato Damian pada tgl 11 Juni 1995, dan bapak uskup menunjuk Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati Tersuci Santa Perawan Maria (SSCC) untuk melayani paroki ini. Akhirnya Kongregasi mengutus Pastor Yosef Cm Van De Sterren, SSCC menjadi Pastor Kepala Pertama dan Pastor Antonius Suprapto, SSCC sebagai vicarnya.
Selama 5 tahun, perayaan ekaristi dilaksanakan di gedung Sekolah Sinar Timur, Bengkong Harapan. Setiap kali ada perayaan ekaristi, umat bekerjasama membereskan kelas yang akan dipakai, merapikan kursi-kursi, demikian pula sebaliknya selesai perayaan ekaristi mereka mengembalikan kursi-kursi ke tempat semula.
Berkat kegigihan dan keuletan para romo berusaha mencari dana dan mendapatkan hibah tanah, akhirnya kita dapat mendirikan gedung gereja dan pastoran seperti yang sekarang ini. Kita melihat umat terus bertambah banyak dan makin banyak juga kegiatan yang dilakukan oleh seluruh lapisan.
Kami menyadari bahwa paroki kami menghidupi dan menghayati amanat Sinode keuskupan. Adapun amanat Sinode kepada kita adalah mendorong terlaksananya gereja partisipatif, dimana semua umat turut aktif dalam kegiatan bergereja. Untuk mewujudkan amanat sinode, ada 4 prioritas utama di antaranya: Komunitas Basis Gerejawi (KGB), pastoral Orang Mudika Katolik (OMK), pastoral Bina Iman Anak dan Remaja (BIAR) dan pastoral keluarga.
Pada tgl 11 Oktober 2009 Paroki Beato Damian menjadi Paroki Santo Damian, seiring dengan pengesahan Beato Damian menjadi Santo. Dan pada tahun yang sama tgl 7 Juni 2009, Uskup Pangkal Pinang meresmikan gereja Stasi Santo Yosef Kabil, yang merupakan stasi pertama. Di stasi ini terdapat sebuah kapela Santo Don Bosco yang sekarang dipergunakan sebagai Taman Belajar Gembala Baik (TBGB).
Perjuangan Paroki Santo Damian untuk mencapai apa yang ada sekarang merupakan perjuangan dan keaktifan seluruh umat bersama dengan para imamnya. Kami berharap umat semakin menyadari akan pentingnya KBG, BIAR, OMK dan pastoral keluarga, agar gereja kita semakin bertumbuh, berkembang dan berbuah di tengah masyarakat.
Saat ini, Umat Paroki St. Damian ini ialah 6500 dan dilayani oleh Pastor Yohanes Budiyanto SS.CC sebagai Pastor Kepala Paroki dan Pastor Paulus Budi Yunianto SS.CC. sebagai Pastor Rekan Paroki. Mereka dibantu juga oleh Pastor Pilifus Junianto SS.CC (Pastor Residen) yang tinggal di pastoran paroki St. Damian Bengkong, Batam. Pastor Pilifus SS.CC memiliki tugas utamanya sebagai pastor yang melayani dibidang kategorial Kongregasi SS.CC.
Team Pastores: Yohanes Budiyanto, SSCC dan Yoseph Bala Roma, SSCC