Sabtu, 8 Februari 2020, dimulai dengan presentasi dari Paroki Pagkabuhay Bagbag (P. Jose Marie Dumagat, SSCC) dan dari Paroki St. Damian Mentawai (P. Suwondo, SSCC), lalu dilanjutkan presentasi dari P. Derek Leverty, SSCC dan Sr. Claudia Margarita Orozco Caceres sebagai perwakilan dari pimpinan umum cabang pria dan wanita. P. Derek selain menerjemahkan presentasi yang telah disiapkan oleh Sr. Margarita, juga memberikan tambahan sesuai dengan pengalamannya selama ini.
Mengawali presentasi mereka, mereka mengatakan bahwa tantangan riil yang kita hadapi adalah bagaimana kita terus memelihara rahmat persaudaraan sebagai satu saudara-saudari. Bukan hanya untuk kita, melainkan untuk dunia. Inilah tugas kita, yaitu memelihara dan menghidupinya.
Dalam hal ini, Generalat telah memberikan contohnya. Dewan Pemimpin Umum cabang pria dan wanita bekerjasasama tidak hanya dalam pertemuan mempersiapkan bersama General Chapter tapi juga melakukan refleksi bersama tentang kolaborasi pria dan wanita selama ini. Dalam salah satu session pertemuan itu, mereka ke Poitiers dan membuat refleksi bersama dengan tema: “The challenge of unity”. Selain itu, mereka ada juga formal dan informal meetings. Pertemuan resmi dan tidak resmi ini, semakin memberikan kesempatan kepada mereka untuk semakin mengenal satu sama lain dengan lebih mendalam dan akrab. Pada bulan April tahun lalu, mereka telah melakukan 4-5 hari refleksi bersama tentang spiritualitas SSCC. Bulan Maret nanti, mereka akan kembali bertemu untuk menindak-lanjuti rencana 6 tahun tentang spiritualitas.
Disampaikan pula bahwa dalam kunjungan kanonik ke seluruh dunia oleh Dewan Pimpinan Umum dan Dewannya, menjadi kesempatan untuk bertemu dengan anggota Cabang Awam yang ada. Cabang Awam sudah ada di 28 Negara dengan total jumlah anggota 709 yang telah mengucapkan janjinya untuk 1 dan 2 tahun. Jumlah ini melebihi jumlah anggota baik dari cabang pria maupun dari cabang wanita. Cabang Awam ini berasal dari Prancis. Karisma kongregasi ini adalah rahmat dari Tuhan bagi Gereja, bagi umat Allah. Karisma ini telah sungguh-sungguh dihidupi oleh Cabang Awam.
Setelah menyampaikan presentasi bersama, P. Derek memberikan juga materi untuk direfleksikan bersama.
To Contemplate, Live and Proclaim:
To question ourselves regarding our ways of doing ministry? Are we in the right place? Are we doing right things?
To put a face on those who live in the margins. Go out! Find them
To let ourselves be touched by the pain of people, to the pain of the people.
We are religious for many years. Our religious experience is an experienced of something or other. We are religious who have not experienced religious. We are not really being formed to talk about religious life. We are not comfortable with it yet. We are religious as profession.
Future SSCC is full of compassion. That is to move by what you see, what you hear. Compassion is able to sit with somebody and feel their pain.
Setelah menyampaikan presentasi dan refleksi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang cukup hangat menyangkut kolaborasi. Disimpulkan bahwa indeed, our challenge is collaboration. We are not witnessing enough yet. Therefore we are not growing. Karena itu, sudah saatnya kita perlu semakin semakin terbuka dan membangun kolaborasi yang nyata dan harmonis.
Sebelum break, P. Boni (Provinsial SS.CC Indonesia), mengingatkan peserta arah dari Mission Seminar ini dan memberikan benang merah dari hari pertama sampai dengan saat itu. Goals dari Seminar ini adalah untuk memiliki sebuah komitmen. Untuk mencapai komitmen itu, berdasar dari evaluasi, refleksi, dan masukan dari P. Joseph, OFM CAP dan perwakilan dari Dewan Umum, kita perlu menemukan yang perlu kita perhatikan dan menemukan rahmat atau berkatnya. Akhirnya, kita bisa menyimpulkan komitmen kita. Dari situ kemudian kita akan memiliki orientasi dan rekomendasi untuk CAP dan PAZ serta ke Dewan Pimpinan Umum.
Setelah break, pertemuan dilanjutkan dengan diskusi dalam kelompok, presentasi, ditutup dengan adorasi lalu makan malam.