Berbondong-bondong dalam harap beribu kaki datang
entah dari mana, mereka menuju ke Poá dengan girang.
ada obat manjur katanya, katanya di sana juga ada cahaya terang.
terang untuk hidup iman mereka yang makin meremang,
obat bagi luka di kaki-kaki yang sudah lama buat mereka mengerang.
Engkau didatangi oleh beribu-ribu kaki luka,
uluran tanganmu dicari dan didamba mereka,
sembuhkan nganga besar pada kaki-kaki luka,
terangi remang redup hidup iman mereka.
akankah tertutup nganga luka mereka? akankah jadi terang hidup iman mereka?
question demi question akan terus-menerus terbuka,
untuk puaskan dahaga kerontang mereka akan jawaban yang sudah dinanti dalam duka.
inikah mukjizat yang akan benar-benar buat mereka merdeka?
orang-orang terus berbondong-bondong datang dengan nganga besar pada kaki-kaki luka.
Victory telah terjadi di Poá yang sepi
ada nganga luka kembali tertutup, ada iman yang kembali berapi
nyatalah di Poá, keselamatan itu mereka cicipi.
Lama-lama kaki-kaki luka yang datang makin banyak
ingin supaya mukjizat di Poá terus berbiak
entah kenapa semuanya merasa berhak
sedemikian ingin hingga harus rela bersesak-sesak.
Humberto… di Poá telah kau tinggalkan jejak
orang-orang di sana akan paham, jejak kakimu itu telah tercetak
untuk besok dan kelak,
terus-menerus hingga jantung mereka berhenti berdetak.
jogja, agustus 2020
bro karol huar, sscc
***
Humberto adalah nama kecil dari Beato Eustaquio van Lieshout. Konteks dari puisi ini adalah masa karya Beato Eustaquio di Poá selama kurang lebih enam tahun. Saya merangkai cerita masa karya Beato Eustaquio dengan namanya. Jika dibaca dari atas ke bawah, huruf awal dari tiap baris membentuk nama Beato Eustaquio van Lieshout.