
Lau Baleng, 2 November 2025 – Suasana penuh sukacita mewarnai awal bulan November ketika para putra-putri altar Paroki St. Damian Lau Baleng melaksanakan retret pembinaan rohani di Rumah Pembinaan Fransiskus (RPF) Nagahuta, Pematang Siantar. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 1–2 November 2025, dengan tema besar “Menjadi Anak-Anak Misdinar yang Berkualitas.” Sebagaimana telah disepakati, titik kumpul rombongan berada di depan Terminal Lau Baleng. Rencana keberangkatan dijadwalkan pada pukul 06.30 WIB, namun karena beberapa peserta datang dari stasi yang jauh—seperti Stasi Mardinding, Pasir Tengah, dan Lau Mulgap—keberangkatan baru dimulai pukul 08.00 WIB. Meski demikian, keterlambatan tersebut tidak menyurutkan semangat para peserta untuk mengikuti kegiatan rohani ini.

Rombongan terdiri atas 15 pendamping, termasuk satu frater, serta 74 anak misdinar dari 10 stasi yang aktif di Paroki St. Damian Lau Baleng. Dari total 23 stasi, hanya 10 yang berpartisipasi karena memiliki anggota misdinar aktif dan sudah dilantik oleh Romo Paulus Budi Yunianto, SSCC. Perjalanan menuju Nagahuta ditempuh menggunakan tujuh mobil BTN, dengan waktu perjalanan sekitar delapan jam. Dalam perjalanan, anak-anak tampak gembira, bernyanyi dan bersenda gurau, menciptakan suasana penuh sukacita. Rombongan sempat singgah di Gereja Seribudolok untuk beristirahat, makan siang, serta berdoa di makam Opong Dolok dan Mgr. Batubara, OFMCap.

Setibanya di Rumah Pembinaan Fransiskus Nagahuta pada pukul 15.30 WIB, rombongan disambut hangat oleh para pendamping, salah satunya Bapak Eko yang dikenal ceria dan penuh humor. Anak-anak kemudian diarahkan ke aula utama untuk mendengarkan peraturan dan membagi kamar. Sesuai ketentuan, seluruh peserta diminta untuk menyerahkan barang-barang elektronik agar lebih fokus pada kegiatan rohani. Pada pukul 17.00 WIB, retret resmi dibuka oleh Romo Nathanio C. Maranatha Bangun, OFMCap. Dalam sambutannya, Romo Nathanio menegaskan bahwa tema “Menjadi Anak-Anak Misdinar yang Berkualitas” mengandung makna mendalam, yaitu ajakan bagi setiap misdinar untuk menemukan jati dirinya sebagai pelayan altar yang disiplin, rendah hati, dan memiliki nilai rohani yang kokoh.

Hari pertama diisi dengan berbagai kegiatan kebersamaan yang penuh semangat. Anak-anak bernyanyi, menari, dan belajar lagu syukur sebelum makan. Pada malam harinya, pukul 20.00 WIB, mereka mengikuti Ibadat Meditasi Pengolahan Luka Batin yang dipimpin oleh Romo Nathanio. Dalam suasana hening, anak-anak diajak merenungkan kasih sayang orang tua serta menyesali sikap melawan yang pernah dilakukan. Banyak di antara mereka yang meneteskan air mata, mengalami sentuhan kasih Tuhan yang mendalam. Malam itu menjadi pengalaman rohani yang berkesan dan tak terlupakan. Keesokan harinya, Minggu 2 November 2025, kegiatan diawali dengan Perayaan Ekaristi Kudus pada pukul 06.00 WIB. Anak-anak misdinar berperan aktif dalam persiapan liturgi. Dalam homilinya, Romo Nathanio menekankan pentingnya kedisiplinan misdinar—datang lebih awal ke gereja dan menyiapkan diri dengan penuh tanggung jawab.

Setelah misa, para peserta bersama-sama menyanyikan yel-yel makan dan mengucap syukur atas berkat Tuhan. Selanjutnya, mereka mengikuti kegiatan outbound di lapangan luas yang dipandu oleh Romo Nathanio dan Pak Eko. Melalui berbagai permainan, anak-anak belajar tentang kerja sama, kekompakan, dan semangat pelayanan. Kegiatan retret diakhiri dengan kegiatan rekreasi bersama di kolam renang, yang disambut gembira oleh seluruh peserta. Meski hanya berlangsung dua hari satu malam, retret ini menjadi pengalaman rohani yang memperkaya iman dan memperteguh semangat pelayanan para misdinar.

Tepat pukul 13.00 WIB, rombongan mengucapkan salam perpisahan kepada para romo, frater, bruder, suster, dan pendamping di Rumah Pembinaan Fransiskus Nagahuta. Dengan wajah penuh sukacita, mereka kembali ke Lau Baleng, membawa pengalaman berharga untuk terus bertumbuh menjadi misdinar yang berkualitas, disiplin, dan rendah hati dalam pelayanan.
