Akhirnya kabar gembira ini dapat dibagikan: Musyawarah Pastoral (Muspas) Keuskupan Bandung tahun 2025 telah terlaksana dengan baik. Muspas yang mengusung tema “Berjalan Bersama, Sehati Sejiwa, Berbagi Sukacita” ini sesungguhnya telah dimulai sejak bulan Mei 2025, dan berpuncak pada tanggal 19–21 September 2025 di Wisma Salom, Cisarua.
Mewakili Komunitas Seminari Santo Demian hadir Bruder Gerad SSCC, sementara dari komunitas para suster hadir Sr. Herlina dan Sr. Kristina. Dari kalangan imam paroki, Romo Nugroho SSCC (Pastor Paroki Santo Mikael Waringin) dan Romo Thomas Sukho (Pastor Paroki Santo Gabriel Sumbersari) turut ambil bagian.
Acara puncak Muspas Keuskupan Bandung berlangsung lancar dan penuh sukacita. Uskup Bandung membuka kegiatan dengan Perayaan Ekaristi dan penyalaan lilin Muspas sebagai tanda kehadiran Roh Kudus yang menaungi seluruh perjalanan musyawarah. Selama tiga hari, beliau senantiasa hadir dan memimpin Ekaristi harian, sekaligus menyemangati umat untuk berjalan bersama.
Hari pertama diisi dengan kebersamaan seluruh peserta, baik dari paroki-paroki, lembaga di bawah keuskupan, maupun komunitas religius. Hari kedua berlangsung diskusi dan laporan dari berbagai dekanat, komisi, serta litbang. Masukan umat diolah menjadi lima keunggulan dan lima keprihatinan Keuskupan Bandung. Diskusi penuh sukacita menghasilkan tanggapan dan gagasan yang sangat berarti.
Salah satu isu utama adalah keterlibatan Orang Muda Katolik. Peserta menyadari ada banyak orang muda yang mulai aktif dalam kegiatan menggereja, namun masih ada juga yang enggan keluar dari zona nyaman. Meski demikian, keuskupan telah berupaya memberi fasilitas dan dorongan penuh agar mereka semakin berperan dalam kehidupan menggereja.
Pada hari ketiga, Uskup Bandung menegaskan dalam homilinya bahwa orang muda membutuhkan proses untuk semakin terlibat dalam Gereja. Beliau mendorong agar mereka tidak ragu, tidak takut, dan tidak minder untuk berkarya. “Jangan lupa, Umat Katolik adalah orang Indonesia. Pertama-tama kita adalah warga Indonesia yang hidup di negeri ini dengan cara Katolik. Jangan ragu untuk terlibat bersama masyarakat beragama lain. Kita semua adalah Indonesia,” tegas beliau.
Muspas 2025 juga menyoroti keprihatinan keluarga Katolik yang mulai meninggalkan doa dan tradisi iman. Hal ini berdampak pada generasi muda yang kehilangan pengenalan iman serta mengalami luka batin akibat kurangnya komunikasi rohani dalam keluarga. Menanggapi hal ini, Bruder Gerad SSCC melihat kesempatan baik untuk mendorong gerakan Intronisasi Hati Kudus Yesus di keluarga-keluarga Katolik, sebagai sarana menghidupkan kembali tradisi iman Katolik dalam rumah tangga.
Musyawarah ditutup dengan Perayaan Ekaristi penuh sukacita. Lilin hasil Muspas kemudian dinyalakan oleh Uskup Bandung dan dibawa pulang oleh para peserta ke dekanat serta komunitas masing-masing, sebagai tanda pengharapan bahwa hasil Muspas 2025 akan membawa dampak nyata dalam kehidupan menggereja di Keuskupan Bandung.
Bruder Gerad SSCC