Itulah kata pertama kali ketika Bapa Uskup Larantuka menyambut saya di Keuskupan. Kami berbincang tentang rasa, kesan dan pengalaman selama menjalani masa TOP di Seminari San Dominggo Hokeng. Setahun menjalani masa TOP terasa cepat sekali. Nilai dari gaya kepemimpinan, komunitas, komunikasi, spiritualitas kehadiran, pembinaan, mendengarkan, subsidiaritas, solidaritas, dan pemurnian panggilan semakin ditempa dan ditegaskan dalam keseharian.
Bapak Uskup memberikan banyak nasihat yang digambarkannya sebagai jembatan. Artinya bahwa Frater TOP sebagai Jembatan, jembatan yang menghubungkan antara Romo Pamong dan seminaris, sebagai kawan seperjalanan di mana keterbukaan, kedekatan menjadi sarana untuk saling menguatkan dan menjadi teladan nyata. Jembatan yang berani beranjak untuk suatu nilai yang baru. Jembatan yang menghubungkan karena komunikasi, mendengarkan, simpati, empati dan tolong menolong ada di situ. Jembatan yang jauh dari keterasingan, melainkan keterbukaan.
Ada sebuah ungkapan yang tepat di dalam sharing Emaus kami yakni:” tidak benar bila seseorang tidak merasa damai, mungkin karena ia belum menemukan arti berbagi satu sama lain”. Inilah gambaran pertemuan singkat saya dengan Bapa Uskup Larantuka. Nasihat dan masukan yang sangat berarti di jalan panggilan ini. Mampu memilah, merenungkan, bijaksana di dalam mengambil keputusan dalam sebuah tindakan. Itulah hidup religius. Salah satu pesan Beliau kepada saya. Dan masih banyak lainnya.
Bapa Uskup, mengucapkan terima kasih kepada komunitas SS.CC atas pemberian diri di Seminari Hokeng. Bukan hanya mengisi untuk menjadi guru melainkan hidup bersama, kehadiran bersama dengan seminaris. Harapan beliau, semoga bukan yang pertama dan terakhir untuk SS. CC di Seminari Hokeng, harus ada lagi frater TOP SS.CC untuk berkarya, dan memperkaya spiritualitas di Seminari.
Saya juga menyampaikan terima kasih, atas keterbukaan hati dan tangan Bapa Uskup Karantina yang telah menerima saya, saya yang diutus oleh komunitas SS. CC. Saya juga menyampaikan salam dan ucapan terima kasih dari Rektor Skolastikat SS. CC di Jogja dan juga Pater Propinsi SS.CC. terakhir saya menyampaikannya permohonan maaf, karena pasti berbuat salah serta kekurangan-kekurangan yang ada dan juga saya memberikan informasi bahwa nanti akan pembaruan kaul di Waitiu, tanggal 22 Juni 2020 bersama komunitas CSsR. Beliau merespon dengan menyetujui dan mendoakan yang terbaik.
Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih untuk komunitas SS. CC yang telah mengutus menjalani masa TOP di Flores Timur, khususnya di Seminari Hokeng. Banyak pengalaman yang luar biasa terutama pengalaman yang memurnikan panggilan. Perutusan ini bukan kaleng kaleng melainkan, bagi saya sendiri, Tuhan sendiri yang mengutus saya melalui Kongregasi. Salam dan mohon doakan saya, yang terus belajar ini.
Proficiat saudaraku
Terima kasih saudaraku