Bacaan Injil hari mengisahkan tentang Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuknya. Raja tersebut menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Kemudian raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, katakanlah kepada para undangan, hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini. Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya.

Dari kisah bacaan Injil ini, kita bisa melihat seorang raja sebagai tokoh utama yang Yesus tampilkan dalam perumpamaan. Tentu Yesus mau menunjukkan bahwa seorang raja itu adalah cerminan akan kehadiran Allah yang mengundang seluruh umat manusia untuk masuk di dalam Kerajaan Surga. Kita sebagai umat Kristiani mengetahui Kerajaan Surga merupakan situasi atau keadaan yang penuh dengan kedamaian, cinta, kasih, dan keharmonisan. Akan tetapi undangan dari Allah tidak ditanggapi oleh manusia. Ada begitu banyak alasan yang membuat manusia tidak peka untuk merasakan undangan Allah. Misalkan yang dikisahkan dalam perumpamaan para undangan tidak bisa hadir ke pesta perjamuan pernikahan karena mereka masih sibuk mengurus ladangnya, usahanya, dan bahkan menangkap para hamba, menyiksa dan membunuhnya. Dan para undangan tersebut tidak merasa bersalah dan menyesal kepada tuan pesta yang telah menghidangkan makanan, menyembelih seluruh kambing dan dombanya, demi menjamu mereka.

Maka melalui kisah perumpamaan ini, kita sebagai umat beriman diundang untuk terus menumbuhkan rasa kepekaan kita akan undangan Allah, ditengah-tengah kesibukan pekerjaan atau profesi kita masing-masing. Kita terus melibatkan Tuhan dalam perjalanan hidup kita dan di setiap  usaha-usaha yang sedangkan kita lakukan. Kita percaya undangan Tuhan tidak pernah mengecewakan kita, tetapi undangan-Nya selalu membawa harapan, kebahagiaan, dan sukacita bagi hidup kita sekarang maupun kehidupan kekal di masa yang akan datang. Kita juga menyadari bahwa untuk masuk dalam undangan Tuhan, kita harus mempersiapkan diri kita dengan baik. Agar kita tidak seperti seorang tamu undangan yang datang ke tempat perjamuan pernikahan dengan tidak berpakaian pesta. Raja lalu berkata kepada para hamba, ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sana ada ratap dan kertak gigi. Makna dari baju pesta adalah baju yang baik dan rapi, maka kita harus mengenakan baju yang baik dan rapi yaitu hidup kita yang selalu berjalan sesuai dengan bimbingan Tuhan sendiri. Oleh karena itu mari kita terus memohon bantuan Roh Kudus untuk membantu kita agar iman kita kepada Tuhan tetap terjaga dan bertumbuh semakin baik dari hari-hari.

 

Frater Arsy Sina, SSCC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name *