Tanggal 23 Februari 2020, Yayasan Insan Sehati Sebalai bekerja sama dengan Paroki St. Damian – Bengkong, mengadakan misa perdana untuk keluarga dan anak-anak/saudara-saudari berkebutuhan khusus. Misa ini mengambil tema: “Cinta-MU Menguatkanku”
Dalam misa, Rm. Alex Dato, SS.CC mengawali permenungan dengan kisah menarik dari apa yang dilakukan oleh Alm. Paus Yohanes Paulus II. Pada tanggal 13 Mei 1981, seorang pembunuh asal Turki bernama Mehmet Ali Agca mencoba membunuh pemimpin agama Katolik Paus Yohanes Paulus II. Tak lama butuh waktu lama sang paus untuk memaafkan Mehmet dan bahkan mendengarkan pengakuan dosanya.
Alm. Paus ini telah menunjukkan sebuah tindakan yang menarik untuk kita renungan dan hidupi. Tindakan itu menunjukkan bagaimana Paus menunjukkan sebuah cinta yang besar. Bukan cinta pada kejahatan, tapi cinta karena Mehmet adalah manusia, yang punya martabat yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang semartabat dengan Allah.
Sabda Tuhan yang tertuang dalam bacaan pertama maupun Injil, juga mengajarkan sebuah hukum kasih. Kasih memampukan orang untuk berdamai dan menerima setiap orang sebagai saudara. Kebencian mendatangkan kehancuran dan orang tidak akan saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Karena itu, Tuhan mau mengajak kita semua untuk menghadirkan dan menghidupi cinta. Dengan cinta, kita bisa saling menghormati, menghargai, dan saling menguatkan. Itulah yang dihidupi oleh Yesus, dengan cinta Ia menyembuhkan orang sakit, dengan cinta, Ia menguatkan orang-orang yang berbeban berat.
Dalam misa tersebut, petugas bacaan pertama Sdr. Abel dan doa umat Sdr. Carol (keduanya anak autis).
Setelah misa dilanjutkan dengan ramah tamah. Dalam ramah tamah tersebut, ada sharing dari orang tua yang memiliki anak Autis (Bpk. Jahja). Ia mensharingkan bagaimana awal mula ia mengetahui anaknya autis. Awalnya, ia merasa terpukul, namun dalam perjalanannya dan perjuangannya, ia mulai menyadari bahwa pasti ada rencana Tuhan yang baik dalam hidupnya. Ia sadar bahwa Tuhan tidak akan menutup mata terhadap situasi yang kami alami. Iman dan cinta yang telah membuat kami selalu berusaha untuk menemani dan membimbing anak kami (Abel).
Sebagai peneguhan diberikan oleh RD. Paschalis: setiap orang diciptakan memang berbeda satu sama lain, namun karena iman dan cinta, kita dipersatukan oleh Allah. Cinta yang memampukan kita untuk saling menerima, saling menghormati, dan saling menguatkan.