Dalam Bacaan Injil hari ini, Luk 11:47-54, Tuhan Yesus masih mengecam para ahli Taurat dan orang2 Farisi. “Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi2, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka”(ay 47). Bagaimana hikmat Allah dapat membebaskan kita dari pikiran ganda dan buta secara rohani? Allah mengutus para nabi-Nya untuk membuka telinga umat-Nya untuk mendengar dan memahami firman dan kehendak Allah bagi kehidupan mereka. Kebijaksanaan Allah dipersonifikasikan dalam suara para nabi, suara yang sering membawa penolakan dan kematian karena mereka lebih berbicara demi Allah daripada untuk kebaikan atau kesenangan dan persetujuan manusia. Yesus mengecam banyak pemimpin agama pada zaman-Nya karena berpikiran ganda mereka dan menuntut standar-standar yg tdk realistik pada orang lain. Mereka menyatakan kekaguman terhadap para nabi dari masa lalu dengan membangun makam mereka sementara pada saat yang sama mereka menentang pesan bahwa para nabi berbicara atas nama Allah. Mereka menolak peringatan para nabi dan menutup telinga mereka pada firman Allah. Apa yang Yesus maksud ketika Dia berkata bahwa mereka telah mengambil kunci pengetahuan? “Celakalah kamu, hai ahli2 Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tdk masuk ke dalam dan orang yg berusaha utk masuk ke dalam kamu halang-halangi”(ay 52). Para pemimpin agama dan ahli Taurat memegang “kunci” karena mereka adalah penafsir resmi Kitab Suci. Sayangnya, penafsiran mereka terhadap Kitab Suci menjadi begitu menyimpang dan sulit dipahami sehingga orang lain “tertutup” oleh Kitab Suci. Mereka tidak hanya menutup jalan ke sorga – mereka juga menghalangi orang lain untuk memahami firman Allah. Melalui kesombongan dan kecemburuan dan kedengkian, mereka menolak, tidak hanya para nabi zaman dahulu, tetapi juga nabi dan terakhir Putra Allah, Tuhan Yesus Kristus. Yesus adalah “kunci Daud” (lihat Yesaya 22:22; Wahyu 3: 7) yang membuka sorga bagi mereka yang menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Dia adalah “Kebijaksanaan Allah” dan sumber kehidupan abadi. Kerendahan hati membantu kita untuk menerima hikmat Allah. Hanya orang yang rendah hati – mereka yang haus akan Allah dan mengakui firman-Nya sebagai yg benar – dapat benar-benar memahami hikmat yang datang dari atas. [Lihat Mazmur 119: 99dst: “Aku lebih berakal budi daripada semua pengajarku, sebab peringatan2-Mu kurenungkan.”] Allah selalu siap untuk menyampaikan firman-Nya kepada kita dan memberi kita kebijaksanaan dan pengertian sejati. Apakah kita lapar akan kebijaksanaan yang datang dari atas? Semoga! “Tuhan Yesus, semoga firman-Mu berakar di hati kami dan mengubah semua pikiran dan tindakan kami. Berilah kami hikmat dan pengertian agar kami mengetahui kehendak-Mu untuk hidup kami dan memiliki keberanian untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu itu. Amin.” Salam dari Bandara Bangkok (saat transit). Berkah Dalem.