Matius 15:1-2, 10-14

Konteks

Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi

15:1 Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: 15:2 “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. q 

15:10 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: 15:11 “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan v  orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan w  orang 3 .” 15:12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?” 15:13 Jawab Yesus: “Setiap tanaman yang tidak ditanam x  oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. 15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. y  Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang. z 

 

Renungan :

Bacaan Injil yang baru saja kita dengar mengungkapkan, bagaimana orang-orang Farisi mengkritik Yesus karena murid-murid-Nya makan tanpa membasuh tangan terlebih dahulu, seperti adat istiadat Yahudi. Kritikan orang-orang Farisi ini menjadi kesempatan bagi Yesus untuk memberikan pengajaranNya. Yang utama bukanlah perbuatan lahiriah dalam melaksakan hukum tetapi kesadaran batiniah, dari hati nurani dan akal budi. Yesus bersabda, “Dengarkan dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.”
Lalu apa yang bisa kita pelajari dari Sabda Tuhan Hari ini? Saya menawarkan 2 hal saja.

  1. Sabda / Firman dan kehendak Tuhan lah yang utama. Orang-orang Farisi justru sebaliknya mereka lebih mengutamakan adat istiadat dan hukum tambahan yang mereka ciptakan sendiri untuk melengkapi hukum taurat yang berisi sabda Tuhan. Meskipun orang Farisi menggunakan tradisi mereka sebagai sesuatu yang benar, faktanya tradisi mereka sendiri sering kali bertentangan dengan hukum Allah. Maka menurut Yesus, makanan yang dimakan dengan menggunakan tangan yang tidak dicuci tidak mempengaruhi kerohanian seseorang. Namun apa yang keluar dari mulut seseorang, itu yang justru bisa menajiskan orang. Perkataan yang menunjukkan kehidupan batinnya kedalaman hati seseorang. Kedalaman hati yang senantiasa memandang Allah beserta firman dan kehendakNya lah yang utama dalam hidup kita.

  2. Bukan tindakan lahiriah yang utama tetapi tindakan batiniahlah yang utama. Karena tindakan lahiriah seringkali bukan merupakan perwujudan yang batiniah. Tampilan fisik tidak menentukan jati diri kita, karena yang terutama adalah hati. Yesus menegur keras orang Farisi dan ahli Taurat yang sangat mengedepankan aspek lahiriah. Sering kali doa yang dipanjatkan seperti mesin otomatis yang keluar dari mulut kita tanpa adanya kesungguhan hati karena sudah menjadi rutinitas. Hal itu sering terjadi dalam ritual peribadahan. Misalnya, orang mengucapkan kata-kata dalam doa, dalam tata liturgi tanpa menghayati apa maknanya.

Sahabat-sahabatku, saudari-sauadar yang mencintai Sabda Tuhan, marilah kita senantiasa mengasah hati nurani kita, akal budi kita agar selalu selaras dengan kehendak Tuhan yang diungkapkan melalui Fiman-firman yang kita dengar atau kita baca. Mari kita selaraskan tindakan lahiriah kita dengan hati nurani kita dan kita ungkapkan kata-kata yang bijak, penuh cinta dan pengharapan serta pengampunan. Sehingga banyak orang akan terselamatkan. Mari kita hindari kata-kata penuh kebencian, fitnah, hoax, yang bisa membawa orang ke dalam jurang kehancuran.

Semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita. Amin