Hari ini kita, Gereja merayakan Peringatan Wajib Perawan Maria dipersembahkan. Dalam Bacaan Injil hari ini, Luk 19:41-44, Tuhan Yesus menangisi Kota Yerusalem. “Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, katanya: ” Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yg perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu”(ay 41-42). Apa yang memungkinkan kita untuk hidup dalam kedamaian dan keharmonisan dengan keluarga, tetangga, komunitas lokal, dan komunitas masyarakat dan bangsa yang lebih luas? Allah Bapa di surga mengutus Putra-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, untuk mendamaikan kita dengan Allah dan untuk menyatukan kita satu sama lain dalam ikatan kedamaian dan saling memcintai. Pelayanan duniawi Yesus berpusat dan memuncak di Yerusalem, yang digambarkan oleh Alkitab sebagai kota suci, tahta TUHAN (Yeremia 3:17), dan tempat yang Allah pilih untuk nama-nya tinggal di sana (1 Raja-raja 11:13; 2 Raja 21: 4; 2 Raja 23:27); dan gunung suci yang di atasnya Allah telah menetapkan raja-Nya (Mazmur 2: 6). Yerusalem memperoleh namanya dari kata “salem” yang berarti “damai”. Bait suci di Yerusalem adalah pengingat terus-menerus kepada umat-Nya akan kehadiran Allah bersama mereka. Air mata berkabung dan berduka atas dosa dan penolakan untuk percaya pada Tuhan. Ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat banyak rumah di sekeliling bait suci, Dia menangisi kota itu karena penghuninya tidak “mengetahui hal-hal yang membuat perdamaian” (ay 42). Ketika Ia mencurahkan isi hati-Nya kepada Bapa di surga, Yesus menitikkan air mata kesedihan, kesedihan dan duka bagi umat-Nya. Dia tahu bahwa Dia akan segera mencurahkan darah-Nya untuk orang-orang Yerusalem dan untuk seluruh dunia juga. Mengapa Yesus menangis dan meratap atas kota Yerusalem? Sepanjang sejarahnya, banyak penguasa dan penduduk dunia – karena kesombongan dan ketidakpercayaan mereka – telah menolak para nabi yang berbicara atas nama TUHAN. Sekarang mereka menolak untuk mendengarkan Yesus yang datang sebagai Mesias mereka – yang telah diurapi Allah untuk menjadi Juru Selamat dan Pangeran Damai mereka (Yes 9: 6). Yesus adalah satu-satunya harapan kita – satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita dan dunia. Masuknya Yesus ke kota Yerusalem adalah kunjungan yang penuh kasih dari Putra dan Raja yang diurapi Allah ke kota suci-Nya. Namun, kurangnya kepercayaan dan penolakan Yerusalem terhadap Mesias, akhirnya menyebabkan kejatuhan dan kehancurannya oleh orang-orang Romawi pada tahun 70 Masehi. “Sebab akan datang harinya, bhw musuhmu akan mengelilingi engkau dgn kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dgn pendudukmu dan pada tembokmu mereka tdk akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yg lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau”(ay 43-44). Ratapan dan nubuat Yesus menggemakan ratapan Yeremia yang menubuatkan penghancuran pertama Yerusalem dan baitnya. “Tuhan Yesus, Engkau telah mengunjungi dan menebus umat-Mu. Semoga kami tidak kehilangan rahmat dari kunjungan-Mu hari ini ketika Engkau bergerak untuk membawa umat-Mu ke dalam kebenaran dan kekudusan hidup yang lebih besar. Bersihkanlah hati dan pikiran kami agar kami dapat memahami jalan2-Mu dan menyesuaikan hidup kami lebih sepenuhnya dengan kehendak-Mu. Amin.” Berkah Dalem.