Setiap manusia dari kodratnya memiliki rasa lapar dan haus untuk mengalami belas kasih dan persekutuan Allah. Bagaimana dan kemana kita dapat menemukan rasa lapar dan dahaga batin itu?

Jalan terang menuju pemenuhan dahaga batin adalah mencari pada sumberNya, yaitu Allah sendiri. Dialah yang telah bersabda : “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidka akan haus lagi”.

Persoalannya adalah apakah kita berani percaya dan berserah kepadaNya? Hidup kita didunia ini membutuhkan makanan. Makanan sebagai kekuatan untuk dapat hidup. Dibalik itu ada iman dan pengakuan atas Yesus sebagai Tuhan dan penyelamat manusia. Itulah puncak dari perutusan Yesus ke dunia. Dia datang memperkenalkan kehidupan baru di dalam Allah BapaNya. Dia datang sebagai roti kehidupan artinya Dia sebagai makanan hidup rohani umat beriman.

Lambang konkret dari hal itu adalah jika kita merayakan Ekaristi dimana Yesus Tuhan hadir secara nyata dalam rupa roti (tubuhNya) dan anggur (darahNya). Hidup kita juga membutuhkan makanan yang lain yakni makanan rohani.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita akan buah-buah Ekaristi. Orang menerima Roti hidup. Roti itu tidak mengenyangkan perut, tetapi menyelamatkan hidup. Berkat Roti itu, orang dianugerahi hidup kekal sebab roti itu tidak lain adalah tubuh Kristus sendiri. Persatuan dengan Kristus memungkinkan kita untuk bersatu dengan yang ilahi karena dalam Kristus ada keilahian. Maka marilah kita belajar mengutamakan Ekaristi diatas yang lain dan belajar pula menjadi umat yang semakin pantas merayakan Ekaristi.

DOA:

Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku untuk belajar menyerahkan hidupku kepada penyelenggaraan-Mu sehingga aku dibenarkan karena imanku. Amin.