Santo Agustinus (354-430), Uskup dan pujangga Gereja. Peringatan pada tanggal 28 Agustus. St. Agustinus adalah Pelindung Kongregasi SS.CC. Ia terlahir tahun 354 di Tagaste kota ysng kini terletak di perbatasan antara Aljazair dan Tunisia, dari keluarga bangsawan rendah. Ketika masih muda ia menganut ajaran bidaah manikeisme dan kehidupan moralnya kurang terpuji. Manikeisme menyangkal tanggung jawab pribadi manusia terhadapdosa dan kejahatan yang kekuasaannya memang berada di tangan setan. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah tinggi di Carthago dan Roma, lalu menjadi dosen ilmu berpidato (retorika) di kota Milan, Italia. Berkat doa dan air mata Santa Monika ibunya, dan bimbingan Santo Ambrosius uskup Milan, Agustinus dibaptis oleh Uskup Ambrosius pada malam Paskah 387. Tidak lama sesudahnya ia melangkahkan kakinya menuju negerinta (Afrika Utara). Ketika sedang menunggu kapal di Ostia (Italia) ibundanya wafat. Situasi di Tagaste (Afrika Utara) tidak damai antar kelompok, maka ia pindah je Hippo. Uskup kota Valerius memanggilnya dan mendesaknya untuk menerima tahbisan imamat pada 390. Kemudian Agustinus dikonsekrir jadi uskup Hippo pada tahun 395.
Agustinus sungguh mencari, mendalami, menghayati dan menghidupi hidup membiara tertakdis. Beberapa segi hidup kerohaniannya dan keyakinannya sangat meneguhkan kita:
1. Pertobatan sejati dalsm usaha kita membaharui hidup bakti kita.
2. Hidup bersama sebagai religius sebagai dasar kerasulan ideal.
3. Anggaran Dasar Kongregasi menghantar kita untuk melihat, manakah norma yang essential dan spiritualitas yang hendak dihayati dan dikembangkan dalam komunitas kita.
4. Kerja tangan dan karya kita religius adalah ikut membangun nilai-nilai hidup manusia dan sekaligus melayani sesama dan ikut membangun dunia menurut rencana Tuhan.
5. Kehidupan membiara sepatutnya dijiwai oleh sikap kasih sayang yang nyata dalam ugahari dan sikap tegas. Ugahari dalam sikap askese exterior (badani), dan tegas dalam askese interior (batiniah).
6. Berdia, Ibadat Harian dan membaca
Firman Tuhan adalah bagian tugas kaum membiara.
7. Kekudusan terungkap dalam hidup bersama dan tugas pelayanan. *

Penulis: Pst Martin Irawan