Dalam Bacaan Injil hari ini, Luk 17:11-19 dikisahkan tentang Sepuluh orang kusta disembuhkan oleh Yesus. Apa yang dapat diajarkan kesulitan atau kesukaran kepada kita tentang berkat ucapan syukur dan kuasa penyembuhan dari kasih dan belas kasihan? Kitab Amsal menyatakan: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17). Ketika kesulitan atau kesukaran menimpa Anda, Anda akan mengetahui siapa sebenarnya saudara-saudari, dan teman Anda. Injil hari ini mencatat pertemuan yang tidak biasa antara dua orang yang telah terpecah selama berabad-abad. Orang-orang Yahudi dan Samaria tidak berurusan satu sama lain meskipun Samaria terletak di bagian tengah Yudaea. Orang2 Samaria itu secara terbuka memusuhi setiap kali jalan mereka dilintasi. Dalam narasi Injil ini kita melihat satu pengecualian yg langka – penderita kusta Samaria berkumpul bersama dengan sembilan penderita kusta Yahudi. Terkadang kesulitan atau kesukaran memaksa orang untuk melepaskan “penghalang” atau melupakan prasangka mereka. Ketika sekelompok orang Yahudi dan Samaria yang sakit kusta melihat Yesus, mereka mengajukan permintaan yang berani. “Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!”(ay 12-13). Mereka tidak meminta kesembuhan, tetapi meminta belas kasihan. Belas kasihan adalah kesedihan yang mendalam atas kemalangan orang lain.
Kata belas kasihan secara harfiah berarti “bersedih hati”. Tetapi belas kasihan adalah sesuatu yang lebih dari sekadar welas asih, atau duka cita yang dalam karena kesengsaraan dan kemalangan orang lain. Tetapi belas kasihan melangkah lebih jauh – belas kasihan itu menghilangkan penderitaan. Seseorang yang penuh belas kasihan berbagi dalam ketidakberuntungan dan penderitaan orang lain seolah-olah itu adalah miliknya sendiri. Dan orang seperti itu akan melakukan segalanya dengan kekuatannya untuk menghilangkan kesengsaraan itu. Jadi apa arti penting dari kesepuluh penderita kusta ini meminta Yesus untuk menunjukkan belas kasihan kepada mereka? Mereka tahu mereka membutuhkan penyembuhan, bukan hanya penyembuhan fisik, tetapi juga spiritual. Mereka mendekati Yesus dengan iman dan dengan duka karena dosa-dosa mereka dan mereka percaya bahwa Yesus dapat melepaskan beban rasa bersalah dan penderitaan mereka dan memulihkan jiwa dan raga. Permintaan mereka untuk belas kasihan adalah permohonan pengampunan dan pembebasan dari penderitaan. Yesus memberikan belas kasihan kepada semua orang yang meminta dengan iman dan penyesalan (kesedihan sejati karena dosa). Mengapa hanya satu penderita kusta dari sepuluh yang kembali untuk menunjukkan rasa terima kasih? “Seorang dari mereka, ketika melihat bhw ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dgn suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria”(ay 15-16). Bersyukur, kata yang mengungkapkan rasa terima kasih dan watak rasa terima kasih, terkait dengan rahmat – yang berarti pelepasan keindahan. Syukur adalah penghormatan hati yang merespons dengan keanggunan dalam mengekspresikan tindakan syukur. Orang Samaria mendekati Yesus dengan hormat dan memuji Tuhan. Tidak bersyukur menyebabkan kurangnya cinta dan kebaikan, dan intoleransi terhadap orang lain. Jika kita tidak mengenali dan menghargai belas kasihan dan bantuan yang ditunjukkan kepada kita, kita tidak akan berterima kasih dan tidak bersikap baik terhadap orang lain. Tidak bersyukur adalah melupakan atau membalas dgn yang buruk atas kebaikan yang diterima. Tidak bersyukur dengan mudah menyebabkan kurangnya kasih amal dan intoleransi terhadap orang lain, serta kejahatan lainnya, seperti mengeluh, menggerutu, ketidakpuasan, kesombongan, dan masa bodoh atau tak peduli. Seberapa sering kita tidak berterima kasih kepada orang tua, pastor, guru, dan tetangga kita? Apakah kita menyatakan terima kasih kepada Tuhan atas bantuan dan belas kasih-Nya yang berlimpah kepada kita dan apakah kita ramah, baik hati, dan penuh belas kasihan terhadap sesama kita pada saat mereka membutuhkan dan menderita? Semoga! “Tuhan Yesus, semoga kami tidak pernah gagal untuk mengakui kebaikan dan belas kasih-Mu yang penuh kasih. Penuhilah hati kami dengan belas kasih dan ucapan syukur, dan bebaskanlah kami dari rasa tidak berterima kasih dan ketidakpuasan. Bantulah kami untuk menghitung berkat yg Engkau berikan kepada kami dengan hati yang bersyukur dan untuk berterima kasih dalam segala situasi. Amin.” Berkah Dalem.