Bagian ini adalah ucapan pengajaran Yesus terakhir di depan publik sebelum Ia masuk ke Yerusalem. Ini terjadi pada hari raya Penahbisan Bait Allah (ayat 22). Pada waktu itu Tuhan Yesus sudah melihat terjadinya pengelompokan, yaitu antara kelompok Dia dan para pengikut-Nya dengan kelompok orang-orang Yahudi.

Kemesiasan Tuhan Yesus dapat dilihat dari karya-karya Ilahi-Nya (ayat 25) dan ajaran kebenaran-Nya (ayat 27a: “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku”). Namun, karya dan karsa Tuhan Yesus ini hanya bisa dimengerti oleh domba-domba milik-Nya sendiri. Penegasan ini serupa dengan penjelasan-Nya mengenai pengajaran perumpamaan-Nya di Matius 13. Walaupun perumpamaan selalu memakai ilustrasi kehidupan sehari-hari, tapi pemahaman rohaninya hanya mampu dimengerti oleh orang-orang yang dianugerahi Allah untuk mengerti hal ini (lih. Mat. 13:11). Bukti-bukti Tuhan Yesus sebagai Mesias yang terpampang gamblang di depan mata para musuh-Nya tidak dapat dipahami secara rohani oleh mereka karena rohani mereka sendiri belum dicerahkan oleh Allah. Hanya umat Allah yang mampu mengerti kebenaran rohani tersebut karena mereka milik Allah yang dipercayakan pemeliharaannya kepada Tuhan Yesus. Oleh karena Allah Bapa dan Anak bersatu dalam kehendak mereka (Yoh. 10:30) maka umat Allah akan terjamin keselamatannya (ayat 28-29) dan pengenalan mereka akan Tuhan Yesus Kristus tidak mungkin salah (ayat 27).

Di luar anugerah Allah, tidak seorang pun dapat mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus. Di dalam anugerah Allah, tidak seorang pun dapat kehilangan keselamatannya. Dengan jaminan keselamatan seperti ini, anak-anak Tuhan dipanggil untuk memberitakan anugerah-Nya kepada orang berdosa agar mereka bertobat dan menerima anugerah keselamatan.

Renungkan: Karena anugerahlah yang menjadikan kita anak Tuhan maka jadilah alat anugerah-Nya bagi orang lain.