Pada umumnya, seorang tokoh yang mempunyai banyak penggemar atau pengikut cenderung akan hanyut dalam kemeriahan penggemarnya. Bahkan bisa jadi tokoh itu akan banyak mengikuti arus dari orang-orang yang dekat dengannya. Tututan-tuntutan merekapun sering kali sadar atau tidak sadar dikabulkan oleh sang tokoh yang seharus mengendalikan dirinya dan orang banyak yang dekat dengannya. Pola pikir atau kemauan dari orang-orang sekitarnya seolah secara tidak sadar menjadi kebenaran pribadi tokoh itu. Kebenaran bukan lagi diukur secara objektif namun kebenaran diukur dari apakah banyak orang senang atau tidak senang.

Hal yang demikian juga terjadi pada Yesus, yakni bahwa Ia mempunyai banyak pengikut, Ia dikagumi oleh banyak orang. Dimana-mana Yesus menjadi bahan pembicaraan banyak orang, entah pembicaraan yang mengagumkan atau pembicaraan yang mencela dan mencari-cari kesalahan yang dapat menjatuhkan-Nya. Yang jelas tidak dapat dipungkiri bahwa Yesus menjadi salah satu tokoh yang menjadi perhatian banyak orang dengan ajaran-ajaran dan tindakan-Nya.

Tindakan Yesus setelah memberi makan banyak orang dengan lima roti dan dua ikan mengundang decak kagum dari mereka semua yang mengalami peristiwa itu. Pengalaman itulah yang menjadikan mereka berusaha mencari dan menemukan Yesus kemanapun Ia pergi. Bisa dibayangkan bagaima riuhnya orang-orang yang mencari Yesus setelah mukjizat itu. Mungkin saja mereka mengharapkan sesuatu yang hebat lagi yang lain dari Yesus. Bisa jadi mereka baru bisa diyakinkan setelah menyaksikan mukjizat berulang-ulang dari Yesus yang tidak dapat dilakukan orang lain. Dalam perikopa ini sedikit tersirat bahwa memang orang banyak mencari Yesus karena hendak melihat hal-hal yang luar biasa itu. Mereka lapar dan haus namun hanya pada sesuatu yang sementara.

Yesus peka akan situasi yang demikian, Ia sadar bahwa orang banyak yang mencarinya belum mengerti sungguh tentang siapa diri-Nya dan misa apa yang hendak disampaikan Yesus. Yesus tahu persis apa yang menjadi pergulatan dan pemikiran orang banyak. Mereka kagum akan perbuatan-perbuatan Yesus. Namun Yesus tidak mau hanyut dalam pola pikir mereka, Ia tidak dikendalikan oleh orang banyak. Yesuslah yang mengendalikan orang banyak, bukan sebaliknya.

Ketika orang banyak menghendaki Yesus membuat susatu keajabian yang lain, Yesus justru mengarahkan mereka pada pemikiran yang berbeda. Yesus mengajak orang banyak untuk mampu mengerti secara lebih benar. Makanan jasmani memang penting, namun yang jauh lebih penting dari itu adalah makanan rohani yang tidak habis dimakan perut. Yesus meluruskan mereka supaya tidak mencari-Nya karena persoalan fisik belaka, karena kenyang oleh roti.

Nampaknya orang banyak yang mengikuti Yesus adalah orang-orang yang mau terbuka hatinya, mereka mendengar masukan dari orang lain. Menanggapi masukkan itu mereka bertanya ‘jika demikian, apa yang harus kami lakukan?’. Pertanyaan itu menjadi tanda yang jelas bahwa seseorang mau berkembang dan memperbaiki diri. Mereka tahu ada kebenaran yang lebih tinggi di luar pemikiran mereka dan mereka senantiasa mencarinya. Ternyata sebenarnya mereka tidak hanya lapar secara fisik namun mereka membutuhkan makanan yang mengenyangkan secara rohani, membuat jiwa mereka menjadi tenang dan damai.

Berhadapan dengan orang-orang yang demikianlah Yesus mengarahkan pemikiran mereka kepada yang lebih benar. Yesus mengajak mereka untuk tidak berhenti pada sesuatu yang kelihatan, yang bisa dirasakan, yang bisa diraba dengan panca indera. Yesus mengarahkan orang banyak pada sumber kekal yang hadir dihadapan mereka. Anak Manusia-lah yang sebenarnya menjanjikan makanan keselamatan kekal. Dialah jaminan makanan itu, dan Dialah yang menjadi makanan itu sendiri. Setiap orang yang menyantap-Nya tidak akan lapar lagi dan senantiasa ada janji keselamatan kekal.

Bagi kita, tidak mudah mengikuti kehendak orang kebanyakan tidak jarang menjadi kebenaran yang perlu kita perjuangkan. Mengarahkan orang lain kepada pemikiran yang lebih benar dan lebih kudus adalah salah satu keutamaan Kristiani yang perlu menjadi bagian dari hidup kita. Jika kita hanya mengikuti arus yang sering kali ada hanya karena keinginan fisik, apa istimewanya kita sebagai seorang Kristiani? Santapan Ekaristi menjadikan kita istimewa, mempunyai janji keselamatan yang senantiasa kita pelihara dan kita jaga.

Doa

Ya Tuhan, syukur atas Ekaristi yang boleh kami nikmati setiap hari. Semoga kami tidak mudah puas hanya karena kami kenyang secara fisik. Ajarilah kami untuk tidak jemu menimba makanan rohani yang memberi janji keselamatan kekal kepada kami. Tuhan, ajarilah kami untuk setia. Amin.