20 Oktober     

St. CAPRASIUS – Uskup dan martir –   Pelindung Kongregasi SS.CC.

 

  1. Kata Pengantar

Statuta nomer 18 Konstitusi Kongregasi SSCC mencantumkan peringatan fakultatif

Santo Caprasius, uskup dan martir, sebagai pelindung kongregasi ss.cc. yang jatuh pada tanggal 20 Oktober.

Apa hubungannya Santo Caprasius ini dengan kongregasi SS.CC.?

Alasan yang memberi makna bagi kita adalah bahwa Santo Caprasius mempunyai tempat dalam pengalaman iman Bapak Pendiri SS.CC., Pierre Coudrin. Mari kita telusuri maknanya bagi  anggota SS.CC.

  1. Pierre Coudrin : tersulut api keberanian Santo Caprasius

Sejak semula Pierre Coudrin sebagai seorang imam muda telah nekad menolak untuk menandatangani sumpah setia kepada pemerintah revolusi Perancis yang sangat menentang Gereja katolik Roma. Oleh karena itu, ia dikejar-kejar oleh polisi. Untuk menyelamatkan diri, ia mengungsikan diri dan sementara bersembunyi di sebuah gudang gandum puri la Motted’ Usseau, terletak sekitar 8 km dari kota Chatellerault. Puri ini milik keluarga de Viart, tetapi dipercayakan perawatannya kepada keluarga Maumin, saudara sepupu Pierre Coudrin.

Pierre Coudrin mengungsi ke tempat persembunyian itu sejak Mei 1792. Ia tinggal di loteng  atap dari gudang gandum berukuran kecil, cukup untuk duduk dan berbaring, tetapi tidak bisa untuk berdiri. Kondisi tempat itu dapat digambarkan begini : ia tidak bisa bergerak leluasa secara fisik, makanan buruk dan terbatas. Panas dan gelap. Ia berkisah sebagai berikut:

‘Selama lima bulan dalam persembunyian tersebut, saya tidak merasa bosan sama sekali. Setiap hari aku merayakan Misa pada tengah malam. Dan kendati aku sangat teliti membersihkan corporale, supaya jangan ada tertinggal remah-remah dari komuni kudus, namun aku percaya bahwa tetap masih ada remah dari hosti suci tertinggal. Dengan demikian aku yakin bahwa Allah tetap bersama aku.  Sesudah merayakan Misa, aku naik ke loteng itu lagi di mana aku meluangkan waktuku sepanjang hari membaca sejarah Gereja dan berdoa’

‘Pada suatu hari, aku naik ke lotengku sesudah merayakan Misa, aku berlutut dekat corporale di atasnya aku senantiasa percaya Sakramen Mahakudus berada. Aku melihat apa yang sekarang kita berada. Yaitu, sejumlah besar anggota SS.CC. merupakan satu kelompok missionaris yang pergi mewartakan Injil ke mana-mana. Di antaranya terdapat juga anggota wanita SS.CC. yang bergabung dalam misi keluar’.

Lalu datanglah hari tanggal 20 Oktober 1792, pesta Santo Caprasius, Uskup Agen, Perancis. Ketika Pierre Coudrin mendoakan Ibadat Bacaan hari itu mengenai kemartiran Santo Caprasius, Pierre Coudrin tersentak hatinya oleh keberanian Caprasius, seorang gembala yang berusia lanjut, yang memberi kesaksian imannya kendati harus menghadapi ajalnya. Sesudah membaca kisah tentang Santu Caprasius, Pierre Coudrin sangat tergerak hatinya dan tanpa merenungkannya lebih lanjut, ia memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya dan menantang maut seperti yang dilakukan oleh uskup Agen tersebut. Pierre Coudrin mengisahkan dirinya demikian: ‘Ketika akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan gudang gandum Maunmin tersebut, saya merebahkan diri pada kaki pohon oak yang terletak tidak jauh dari situ, saya menyerahkan hidupku’.

 

  1. Siapakah Caprasius itu ?

Menurut legenda, Caprasius adalah uskup pertama di Agen, Perancis dalam abad ketiga.

Dalam masa penganiayaan oleh kaisar Diocletianus terhadap orang-orang Kristen, uskup

Caprasius menghindari diri dari penganiayaan dengan bersembunyi di gunung. Dari situ ia bisa melihat kota dari kejauhan. Dengan demikian, ia dapat memantau apa yang sedang  terjadi di kota. Pada suatu  hari, uskup Caprasius melihat seorang gadis remaja (yang belum 20 tahun umurrya) menyerahkan nyawanya daripada menyangkal imannya. Legenda menyebutkan gadis ini bernama Santa Foi (=iman). Santa Foi menolak untuk mempersembahkan kurban kepada dewa Romawi yang diperintahkan oleh Dacianus, walinegeri Gallia. Santa Foi dibunuh di hadapan walinegeri. Suara hati uskup Caprasius menuduh dirinya sebagai seorang pengecut. Suara hati inilah yang mendorongnya untuk meninggalkan tempat persembunyian dan pergi ke kota untuk memberi kesaksian imannya kepada seluruh kota. Ia dianiaya dan dijebloskan ke penjara, ketika ia menolak untuk menyangkal imannya dengan membawa persembahan kurban kepada dewa. Keesokan harinya, Caprasius tetap bertahan tidak mau menuruti perintah walinegeri, lalu ia diseret ke kuil Diana. Bersama ibunya sendiri dan Alberta, saudari kandung St. Foi beserta Primus dan Felicianus, dua orang saudara kandung dari Caprasius, juga ada beberapa orang lain yang berada di situ, uskup Agen ini disiksa dan dibunuh sekitar tahun 296.

  1. Apa makna Santo Caprasius bagi kita?

Mari kita renungkan dan petik maknanya dari pengalaman iman Pierre Coudrin mengenai kesaksian iman uskup Caprasius dari Agen (Perancis). Dan apa maknanya bagi SS.CC. dalam jaman abad ke 21 ini, juga dalam konteks misi SS.CC. di Indonesia ?****

Oleh _ Romo Martin Irawan, SS.CC