Dalam bacaan Injil hari ini, Luk 6: 20-26, Yesus menyampaikan Ucapan bahagia (ay 20-23) dan peringatan(24-26) kepada murid2-Nya. “Lalu Yesus memandang murid2-Nya dan berkata: Berbahagialah hai kamu, yang miskin,…”(ay 20 dst). Ketika Anda mengalami kemalangan, kesedihan, atau kehilangan yang tragis, bagaimana Anda meresponnya? Dengan rasa takut atau iman? Dengan pasrah pasif atau dengan harapan yg penuh kesabaran dan percaya pada Tuhan? Kita tahu dari pengalaman bahwa tidak ada orang yang bisa lolos dari semua cobaan hidup yang tak terhindarkan – seperti rasa sakit, penderitaan, penyakit, dan kematian. Ketika Yesus mulai mengajar murid-murid-Nya, Ia memberi mereka “jalan kebahagiaan” yang melampaui setiap kesulitan dan penderitaan yang dapat membebani kita dengan kesedihan dan keputusasaan. Yesus memulai khotbah-Nya di atas gunung yg membahas tentang masalah2, di mana kebahagiaan sejati dapat ditemukan. Kotbah-Nya ini dikenal dengan istilah “Beatitute”. Kata “beatitude” secara harfiah berarti kebahagiaan atau berkah. Akan tetapi, jalan kebahagiaan Yesus menuntut adanya transformasi dari dalam – pertobatan hati dan pikiran yang hanya dapat terjadi melalui karunia dan karya Roh Kudus. Kebahagiaan sejati hanya bisa dipenuhi di dalam Tuhan. Bagaimana orang bisa menemukan kebahagiaan dalam kemiskinan(ay 20), kelaparan(ay 21), duka, dan penganiayaan(ay 22-23)? Jika kita ingin dipenuhi dengan sukacita dan kebahagiaan sorga, maka kita harus mengosongkan diri kita dari semua yang akan menjauhkan Tuhan dari hati kita. Kemiskinan dlm roh menemukan banyak ruang dan sukacita dalam memiliki Allah sendiri sebagai satu2nya harta terbesar. Kelaparan dlm roh mencari makanan dan kekuatan dalam Firman dan Roh Allah. Kesedihan dan duka cita atas kehidupan yang sia-sia dan dosa, menuntun kepada kebebasan penuh sukacita dari beban rasa bersalah dan penindasan. Tuhan mengungkapkan kepada hati yang rendah hati sumber sejati kehidupan yang berlimpah dan kebahagiaan. Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa sukacita sorga itu akan lebih dari sekadar mengimbangi masalah dan kesulitan yang mereka dapat harapkan di dunia ini. Santo Thomas Aquinas berkata, “Tidak ada orang yang bisa hidup tanpa kegembiraan. Itulah sebabnya seseorang yang kehilangan kesenangan spiritual mengejar kesenangan duniawi.” Apakah Anda tahu sukacita dan kebahagiaan karena lapar dan haus akan Tuhan saja? Semoga! “Tuhan Yesus, tambahlah rasa lapar kami akan Engkau dan tunjukkanlah kami jalan yang mengarah pada kebahagiaan dan kedamaian abadi. Semoga kami mendambakan-Mu lebih dari segalanya dan menemukan sukacita yang sempurna dalam melakukan kehendak-Mu. Amin.” Berkah Dalem