Hari ini Gereja merayakan Peringatan Wajib St. Theresia Kanak2 Yesus, Perawan dan Pelindung Misi. Dalam Bacaan Injil hari ini, Luk 9:51-56 dikisahkan bahwa ketika Yesus pergi ke Yerusalem Dia dan murid2-Nya memilih utk melalui desa orang Samaria. “Ketika hampir genap waktunya Yesus di angkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya utk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria utk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya”(ay 51-52). Apakah Anda merasa heran dan terkejut melihat dua murid Yesus berdoa untuk penghancuran desa Samaria? “Tetapi orang2 Samaria itu tdk mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketida dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api tarun dari langit utk membinasakan mereka?”(ay 53-54). Orang-orang Yahudi dan Samaria telah terpecah selama berabad-abad. Peziarah Yahudi yang melewati wilayah Samaria sering diperlakukan dengan buruk dan bahkan diserang. Yesus melakukan hal yang tidak terpikirkan oleh seorang Yahudi. Dia tidak hanya memutuskan untuk melakukan perjalanan melalui wilayah Samaria dengan risiko pribadi, tetapi Dia juga meminta keramahtamahan di salah satu desa mereka! Yesus menghadapi penolakan dan pelecehan untuk mendamaikan kita dengan Allah dan satu sama lain. Tawaran persahabatan Yesus ditolak. Adakah yang mengherankan bahwa para murid marah dan merasa dibenarkan karena ingin melihat pembalasan dilakukan ke desa ini(ay 54)? Tidakkah Anda juga akan merespons dengan cara yang sama jika diperlakukan seperti itu? Namun, Yesus menegur murid-murid-Nya karena kurangnya toleransi(ay 55). Yesus telah “mengarahkan pandangan-Nya ke Yerusalem” untuk mati di atas kayu salib agar orang Yahudi, orang Samaria dan bukan Yahudi dapat berdamai dengan Allah dan dipersatukan sebagai satu umat di dalam Kristus. Yesus mencari sahabat kita yg baik dan juga yg memusuhi kita. Toleransi adalah nilai kebajikan yang sangat dibutuhkan saat ini. Tetapi bukankah kita sering toleran terhadap hal yang salah atau untuk motif yang salah? Cinta Kristiani mencari kebaikan dari sesama dan musuh kita. Ketika Abraham Lincoln dikritik karena kesopanan dan toleransinya terhadap musuh-musuhnya selama Perang Saudara Amerika, dia menjawab: “Apakah aku tidak menghancurkan musuhku ketika aku menjadikan mereka teman-temanku?” Bagaimana kita memperlakukan mereka yang menyeberang atau yg pindah agama dan menjelek-jelekkan agama kita serta menyebabkan masalah? Apakah kita mencari yang baik dari pada yang merugikan dari mereka mereka? Semoga! “Tuhan Yesus, Engkau adalah murah hati, penyayang, dan baik hati. Bebaskanlah kami dari prasangka buruk dan intoleransi kami terhadap orang-orang yang kami anggap tidak menyenangkan, yang berbeda. Bukakah dan lapangkanlah hati kami untuk mencintai dan berbuat baik bahkan kepada mereka yang ingin mencelakakan kami atau jahat terhadap kami. Amin.” Selamat Pesta St. Theresia dari Kanak2 Yesus. Berkah Dalem.