Bacaan Injil hari ini, Luk 18:35-43 mengisahkan tentang Yesus menyembuhkan seorang buta dekat Yerikho. Pernahkah Anda menemukan momen istimewa yg penuh rahmat, kesempatan sekali seumur hidup yang Anda tahu tidak bisa dilewatkan? Momen seperti itu datang untuk seorang buta dan miskin yang mendengar bahwa Yesus sedang lewat. Injil Markus mengidentifikasi orang ini sebagai Bartimeus (Mrk 10: 46-52). Orang buta ini berusaha untuk mendekati orang yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dia tahu siapa Yesus dan telah mendengar ketenarannya untuk kesembuhan, tetapi sampai sekarang tidak memiliki cara untuk melakukan kontak dengan Anak Daud, referensi dan gelar yang jelas untuk Mesias. Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”(ay 37). Iman dan kegigihannya dihargai. Dibutuhkan suatu keberanian dan kegigihan yang berani bagi Bartimeus untuk mendapatkan perhatian Yesus dari kerumunan orang banyak yang berkerumun di sekitar Yesus ketika ia berjalan keluar kota. Mengapa orang banyak terganggu dengan teriakan orang buta yang gigih(ay 39)? ” Dia mengganggu kedamaian mereka dan mengganggu pembicaraan mereka dengan Yesus. Sudah biasa bagi seorang rabi untuk mengajar ketika dia berjalan dengan yang lain. Yesus sedang dalam perjalanan untuk merayakan Paskah di Yerusalem dan sekelompok peziarah mengikuti-Nya. Ketika orang banyak berusaha membungkam lelaki buta itu ia mengalahkan mereka dengan ledakan emosinya yang keras (ay 39) dan karenanya menarik perhatian Yesus.
Kejadian ini mengungkapkan sesuatu yang penting tentang bagaimana Allah berinteraksi dengan kita. Orang buta itu bertekad untuk mendapatkan perhatian Yesus dan dia gigih dalam menghadapi pertentangan. Yesus bisa saja mengabaikan atau memarahinya karena dia menginterupsi pembicaraan-Nya dan mengganggu pendengar-Nya. Yesus menunjukkan bahwa aksi atau tindakan lebih penting daripada berbicara. Orang ini sangat membutuhkan dan Yesus siap, tidak hanya untuk berempati dengan penderitaannya tetapi untuk meringankannya juga. Bartimeus tidak hanya bersyukur atas karunia iman dan karunia penglihatan fisik, tetapi atas kesempatan untuk mengikuti Yesus sebagai salah satu murid-Nya. Lukas memberi tahu kita bahwa dia segera mengikuti Yesus dan memuliakan Allah. “Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah”(ay 43). Kerumunan itu juga memuji Allah ketika mereka melihat mukjizat ganda dari penglihatan spiritual dan jasmani ini(ay 43). Apakah Anda memuliakan Allah karena Allah mengaruani Anda “mata iman” untuk mengenali-Nya sebagai Tuhan dan Penyembuh Anda? Semoga! “Tuhan Yesus, bukalah mata hati dan pikiran kami agar kami dapat melihat dan memahami kebenaran dan kebaikan firman-Mu. Semoga kami tidak pernah gagal mengenali kehadiran-Mu bersama kami dan memohon rahmat-Mu yang menyelamatkan di saat2 kami membutuhkan dan menyembuhkan. Amin.” Berkah Dalem.