Umumnya dosa kaum alim ulama dan orang-orang yang merasa dirinya saleh, sudah hidup baik dan benar dihadapan Tuhan adalah mudah menghakimi orang lain. Mereka sulit untuk dapat mentoleransi situasi hidup orang-orang yang salah jalan dan tidak taat pada hukum agama. Hati mereka menjadi keji dan jahat terhadap sesama yang dianggap berdosa di hadapan Allah.

Inilah yang disebut dosa kesombongan religius. Diantara semua dosa yang ada, dosa yang satu ini justru yang paling berbahaya, sebab yang bersangkutan malah mengira kesalahan yang dilakukannya itu justru suatu tindakan mulia, atau bisa juga dia merasa orang yang paling benar, tidak pernah salah tetapi meiliki kecenderungan menghakimi orang lain. Mereka tidak menyadari bahwa manusia tidak bisa selamat hanya karena mengandalkan usaha dan perbuatan baiknya sendiri.

Setiap manusia, betapapun baik kehidupan yang sudah dijalaninya, ia tetap membutuhkan belas kasih Tuhan. Oleh karena itu, meskipun kita berusaha menjadi orang baik dihadapan Tuhan, namun kita juga harus memiliki jiwa seorang pendosa yang selalu merendahkan diri, merasa tidak pantas, sehingga juga tidak mudah menghakimi orang lain. Dengan memiliki jiwa seorang pendosa, kita dapat terhindar dari apa yang disebut dosa karena kesombongan religius ini.

Menghukum orang yang kedapatan bersalah seperti perempuan yang berzina dan dibawa kepada Yesus, adalah suatu perbuatan yang tidak mengenakkan hati. Karena kita berlaku sebagai hakim atas orang yang bersalah. Lalu apa hak kita menghukum orang yang bersalah? Tidak gampang karena kita mengambil alih tugas dan kewenangan Tuhan sebagai hakim dalam menghukum orang. Suatu tindakan yang salah kalau kita main hakim sendiri atas orang yang bersalah, bahkan ada yang bertindak brutal terhadap orang yang bersalah. Mengapa? Karena kita bukanlah Tuhan yang memiliki hak menghakimi.

Yesus saja tidak serta merta memberikan atau melakukan hukuman kepada perempuan yang dihadapkan kepadanya karena kedapatan berzina. Yesus menerima keadaan perempuan yang berdosa itu dan mulai memberikan penyadaran. Perempuan itu akhirnya sadar akan dosanya dan memohon pengampunan dari Yesus, dan Tuhan Yesuspun mengampuni.

DOA:

Ya Tuhan, ampunilah anakMu ini yang banyak kali menempatkan diri lebih baik dihadapan orang lain dengan sikap kesombongan bahkan merasa puas diri dihadapa-Mu. Tanamkanlah didalam hatiku sikap kerendahan hati agar aku pantas menjadi putra-putri-Mu. Amin.